KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Harits
Mahasiswa IAID (Institut Agama Islam Darussalam)
Ciamis – Fakultas Tarbiyah – Prodi Pendidikan Agama Islam – S1
|
Setelah kita sadari betapa pentingnya pendidikan
maka kita harus mengetahui konsep-konsep pendidikan. Hal ini dikarenakan bahwa
kata pendidikan itu memiliki dua elemen, yaitu pendidik dan yang dididik
(peserta didik), dimana di dalamnya terdapat proses yang memiliki penjelasan
luas, salah satunya dibutuhkan suatu konsep. Konsep ini tujuannya secara
sederhana yaitu untuk tercapainya tujuan yang diinginkan. Kita sebagai umat
muslim tahu bahwa tujuan hidup kita adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan adanya ridha Allah SWT hidup kita akan bahagia
baik di dunia maupun di akhirat. Manusia hidup di dunia ini harus menjadi
manusia yang iedal. Islam telah mengajarkan bahwa manusia iedal itu adalah Insan Kamil.
Setelah membaca beberapa artikel dan buku sangat
jelas sekali penjelasan tentang konsep pendidikan Islam, disini penulis akan
mengungkapkan pendapat sendiri terkait konsep pendidikan Islam yang mungkin
banyak persamaannya dan sedikit perbedaan namun akan lebih diperjelas lagi
lebih dalam.
Belajar dari berbagai pengahalaman hidup baik dalam
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, lingkungan wirausaha, lingkungan
kerja, lingkungan politik, dunia teknologi, dan lain sebagainya, banyak sekali
pelajaran hidup yang didapatkan khususnya terkait pendidikan. Penulis sadar
ternyata inti dari pendidikan itu bertujuan agar memiliki pendewasaan dalam
berpikir. Karena dengan terciptanya pemikiran yang dewasa dapat menentukan mana
yang salah mana yang benar, mana yang buruk mana yang baik, mana yang rasional dan
mana yang irasional. Dengan ini penulis yakin masa depan pasti cerah.
Namun kesalahan besar saat ini dalam dunia
pendidikan yaitu dari segi pola pikir, dimana pendidikan sekarang lebih
cenderung fokus terhadap nilai. Dampaknya peserta didik akan memiliki rasa
takut akan suatu hal yang mereka hadapi, contohnya dikala peserta didik akan
menghadapi ujian selalu timbul rasa takut akan nilai yang didapatkan apakah
hasilnya baik buruk. Dengan rasa takut ini metode belajar anak dominan
menghafal bukan memahami materi pembelajaran. Ternyata rasa takut ini berdampak
negatif juga, dimana peserta didik terlalu banyak perhitungan, banyak analisa,
banyak mengkritik, banyak berpikir ketika akan melakukan suatu hal dan
tindakannya sangat kurang. Hal ini menyebabkan masa depan mereka tidak cerah.
Ketika pola pikir salah maka pola kerja dan pola
hidup pun akan salah. Yang dimaksud pola kerja yang salah dimana mereka selalu
tidak konsisten terhadap waktu, dalam bekerja mereka selalu tidak beres.
Kemudian yang dimaksud pola hidup yang salah dimana mereka memiliki karakter
yang buruk seperti malas, mengeluh, jarang beribadah, hidupnya tidak sehat,
banyak uporia, intinya waktu mereka
kurang bermanfaat. Maka masalah seperti ini dibutuhkan perubahan dalam pola
pikir, dimana pola pikir yang baik itu adalah pola pikir yang menghargai
proses, dan hasil hanya sebatas efek kecil saja imbas dari proses. Dengan hal
ini pola pikir bagus maka pola kerja dan pola hidup pun akan bagus.
Agar tercipta pola pikir yang baik maka harus
menerapkan konsep pendidikan yang baik pula sesuai dengan perkembangan zaman.
Konsep pendidikan yang penulis temukan dari berbagai pengalaman, yaitu dengan
cara pendekatan, pengajaran dan evaluasi. Konsep ini mungkin sudah tidak asing
lagi, namun penulis akan paparkan lebih jauh. Yang pertama Pendekatan, dimana pendidik harus mampu melakukan strategi
pendekatan yang baik terhadap peserta didik, antara lain cari persamaan,
ketahui kebutuhannya, dan beri penghargaan atau pujian. Strategi ini sangat
mudah dilakukan asalkan seorang pendidik dalam kondisi tidak memikirkan masalah
artinya harus tenang, antusias, dan ceria. Tujuannya agar hubungan peserta
didik dengan pendidik merasa nyaman sehingga mereka lebih terbuka, dan lebih
patuh terhadap pendidik. Kedua
Pengajaran, ketika peserta didik sudah merasa nyaman dan terbuka maka
pendidik akan lebih mudah menyampaikan ilmu atau pengajaran. Cara seperti ini
metode pendidikan apapun akan berhasil mencapai tujuan kompetensi. Namun ada
beberapa hal penting yang harus dikuasai oleh pendidik dalam melakukan
pengajaran, yaitu pendidik harus mampu menguasai audience atau peserta didik, caranya ketika proses pembelajaran
sedang berlangsung pendidik harus sedikit melakukan edifikasi, artinya ilmu yang akan disampaikan harus dibuat suatu
hal yang sangat luar biasa atau menarik sehingga berkesan penasaran dan membuat
peserta didik ingin cepat-cepat mendengarkan ilmu yang akan disampaikan. Cara
seperti ini sangat bagus karena membuat peserta didik fokus dan paham. Kemudian
harus lakukan juga yang namanya simulasi atau peragaan, tujuannya agar daya
ingat peserta didik lebih kuat. Ketiga
Evaluasi, dalam evaluasi ini tidak hanya dengan cara memberikan soal ujian
saja namun harus secara eksklusif atau
tertutup yang dilakukan oleh pendidik itu sendiri, dan cara ini harus dilakukan
setiap minggu sekali tujuannya agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan
kekurangan dan kebutuhan peserta didik. Dalam evaluasi mingguan ini pendidik
pun harus mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk berkompetisi sehingga
menghasilkan rasa percaya diri bagi peserta didik. Inilah tiga konsep
pendidikan yang dapat penulis paparkan. Dengan cara seperti ini penulis yakin akan
menghasilkan peserta didik yang berkualitas baik dari segi kognitif, afektif
dan psikomotorifnya.
Artikel
Ciamis, 04/12/2016
20:12:30