KONSEP PENDIDIKAN ISLAM

Thursday, August 24, 2017

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM (Artikel by Harits)


KONSEP PENDIDIKAN ISLAM


Oleh : Harits
Mahasiswa IAID (Institut Agama Islam Darussalam) Ciamis – Fakultas Tarbiyah – Prodi Pendidikan Agama Islam – S1

Berbicara tentang pendidikan adalah merupakan suatu hal yang sangat urgen sekali bagi manusia sebagai nafas kehidupan. Tanpa pendidikan hidup ini seperti halnya wujud air, dimana air sifatnya selalu mengikuti keadaan, ketika ada grafitasi air akan mengalir dari hulu ke hilir, air menjadi panas jika dipanaskan, air menjadi dingin jika didinginkan, air akan berubah jika dicampurkan zat lain apakah itu berubah warna atau bau. Artinya manusia tanpa pendidikan terlihat tidak punya daya untuk melakukan suatu hal, dimana tidak ada pilihan lain dalam kehidupannya keculai mati. Inilah yang harus kita sadari betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia.
Setelah kita sadari betapa pentingnya pendidikan maka kita harus mengetahui konsep-konsep pendidikan. Hal ini dikarenakan bahwa kata pendidikan itu memiliki dua elemen, yaitu pendidik dan yang dididik (peserta didik), dimana di dalamnya terdapat proses yang memiliki penjelasan luas, salah satunya dibutuhkan suatu konsep. Konsep ini tujuannya secara sederhana yaitu untuk tercapainya tujuan yang diinginkan. Kita sebagai umat muslim tahu bahwa tujuan hidup kita adalah untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Dengan adanya ridha Allah SWT hidup kita akan bahagia baik di dunia maupun di akhirat. Manusia hidup di dunia ini harus menjadi manusia yang iedal. Islam telah mengajarkan bahwa manusia iedal itu adalah Insan Kamil.
Setelah membaca beberapa artikel dan buku sangat jelas sekali penjelasan tentang konsep pendidikan Islam, disini penulis akan mengungkapkan pendapat sendiri terkait konsep pendidikan Islam yang mungkin banyak persamaannya dan sedikit perbedaan namun akan lebih diperjelas lagi lebih dalam.
Belajar dari berbagai pengahalaman hidup baik dalam lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, lingkungan wirausaha, lingkungan kerja, lingkungan politik, dunia teknologi, dan lain sebagainya, banyak sekali pelajaran hidup yang didapatkan khususnya terkait pendidikan. Penulis sadar ternyata inti dari pendidikan itu bertujuan agar memiliki pendewasaan dalam berpikir. Karena dengan terciptanya pemikiran yang dewasa dapat menentukan mana yang salah mana yang benar, mana yang buruk mana yang baik, mana yang rasional dan mana yang irasional. Dengan ini penulis yakin masa depan pasti cerah.
Namun kesalahan besar saat ini dalam dunia pendidikan yaitu dari segi pola pikir, dimana pendidikan sekarang lebih cenderung fokus terhadap nilai. Dampaknya peserta didik akan memiliki rasa takut akan suatu hal yang mereka hadapi, contohnya dikala peserta didik akan menghadapi ujian selalu timbul rasa takut akan nilai yang didapatkan apakah hasilnya baik buruk. Dengan rasa takut ini metode belajar anak dominan menghafal bukan memahami materi pembelajaran. Ternyata rasa takut ini berdampak negatif juga, dimana peserta didik terlalu banyak perhitungan, banyak analisa, banyak mengkritik, banyak berpikir ketika akan melakukan suatu hal dan tindakannya sangat kurang. Hal ini menyebabkan masa depan mereka tidak cerah.
Ketika pola pikir salah maka pola kerja dan pola hidup pun akan salah. Yang dimaksud pola kerja yang salah dimana mereka selalu tidak konsisten terhadap waktu, dalam bekerja mereka selalu tidak beres. Kemudian yang dimaksud pola hidup yang salah dimana mereka memiliki karakter yang buruk seperti malas, mengeluh, jarang beribadah, hidupnya tidak sehat, banyak uporia, intinya waktu mereka kurang bermanfaat. Maka masalah seperti ini dibutuhkan perubahan dalam pola pikir, dimana pola pikir yang baik itu adalah pola pikir yang menghargai proses, dan hasil hanya sebatas efek kecil saja imbas dari proses. Dengan hal ini pola pikir bagus maka pola kerja dan pola hidup pun akan bagus.

Agar tercipta pola pikir yang baik maka harus menerapkan konsep pendidikan yang baik pula sesuai dengan perkembangan zaman. Konsep pendidikan yang penulis temukan dari berbagai pengalaman, yaitu dengan cara pendekatan, pengajaran dan evaluasi. Konsep ini mungkin sudah tidak asing lagi, namun penulis akan paparkan lebih jauh. Yang pertama Pendekatan, dimana pendidik harus mampu melakukan strategi pendekatan yang baik terhadap peserta didik, antara lain cari persamaan, ketahui kebutuhannya, dan beri penghargaan atau pujian. Strategi ini sangat mudah dilakukan asalkan seorang pendidik dalam kondisi tidak memikirkan masalah artinya harus tenang, antusias, dan ceria. Tujuannya agar hubungan peserta didik dengan pendidik merasa nyaman sehingga mereka lebih terbuka, dan lebih patuh terhadap pendidik. Kedua Pengajaran, ketika peserta didik sudah merasa nyaman dan terbuka maka pendidik akan lebih mudah menyampaikan ilmu atau pengajaran. Cara seperti ini metode pendidikan apapun akan berhasil mencapai tujuan kompetensi. Namun ada beberapa hal penting yang harus dikuasai oleh pendidik dalam melakukan pengajaran, yaitu pendidik harus mampu menguasai audience atau peserta didik, caranya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung pendidik harus sedikit melakukan edifikasi, artinya ilmu yang akan disampaikan harus dibuat suatu hal yang sangat luar biasa atau menarik sehingga berkesan penasaran dan membuat peserta didik ingin cepat-cepat mendengarkan ilmu yang akan disampaikan. Cara seperti ini sangat bagus karena membuat peserta didik fokus dan paham. Kemudian harus lakukan juga yang namanya simulasi atau peragaan, tujuannya agar daya ingat peserta didik lebih kuat. Ketiga Evaluasi, dalam evaluasi ini tidak hanya dengan cara memberikan soal ujian saja namun harus secara eksklusif atau tertutup yang dilakukan oleh pendidik itu sendiri, dan cara ini harus dilakukan setiap minggu sekali tujuannya agar ilmu yang disampaikan sesuai dengan kekurangan dan kebutuhan peserta didik. Dalam evaluasi mingguan ini pendidik pun harus mampu memberikan dorongan atau motivasi untuk berkompetisi sehingga menghasilkan rasa percaya diri bagi peserta didik. Inilah tiga konsep pendidikan yang dapat penulis paparkan. Dengan cara seperti ini penulis yakin akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorifnya. 







Artikel

Ciamis, 04/12/2016



20:12:30